Kamis, 11 Agustus 2016

(Review) Purple Eyes


Judul buku: Purple Eyes
Penulis: Prisca Primasari
Penyunting: Cerberus404
Proofreader: Seplia
Design cover: Cynthia Yanetha
Penerbit: Inari
ISBN: 978-602-74322-0-8
Cetakan pertama, Mei 2016

144 Halaman

"Karena terkadang, 
tidak merasakan itu lebih baik daripada menanggung rasa sakit yang bertubi-tubi."

Ivarr Amundsen kehilangan kemampuannya untuk merasa. Orang yang sangat dia sayangi meninggal dengan cara yang keji, dan dia memilih untuk tidak merasakan apa-apa lagi, menjadi seperti sebongkah patung lilin.

Namun, saat Ivarr bertemu Solveig, perlahan dia bisa merasakan lagi percikan-percikan emosi dalam dirinya. Solveig, gadis yang tiba-tiba masuk dalam kehidupannya. Solveig, gadis yang misterius dan aneh.

Berlatar di Trondheim, Norwegia, kisah ini akan membawamu ke suatu masa yang
muram dan bersalju. Namun, cinta akan selalu ada, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.

Dimulai dengan Hades yang bisa menjadi siapa saja, bentuk bagaimana dan memiliki nama bermacam rupa. Namun yang pasti hanya 1 tugas seumur hidupnya, menjadi Dewa Kematian yang tak disukai oleh sebagian orang namun sangat dirindukan sebagian orang. Hades memiliki seorang asisten seorang gadis yang meninggal di tahun 1895, berwajah aristokratis, mata coklat indah dan rambut coklat menyentuh leher. Lyre.

Setelah lama bertugas menjadi Dewa kematian Hades lagi-lagi harus ikut campur turun ke bumi, yang berarti kasus pencabutan nyawa kali ini sangatlah penting sampai Hades harus ikut serta. Kasus pembunuhan berantai yang telah memakan puluhan korban di Nowergia. Sebenarnya Hades jelas-jelas sudah tau pelakunya. Namun Dia harus memiliki cara terbaik untuk mengakhiri hidup pembunuh tersebut.

Hades turun ke bumi dengan menggunakan nama Halstein sedangkan Lyre memilih nama Solveig. Mereka akan membuat misi mencari keluarga korban yang ditinggalkan. Ternyata misi kali ini tidak semudah bayangan Hades, asisten yang seharusnya membantunya malah jatuh cinta pada pemuda bumi, Ivarr Admusen-kakak dari salah satu korban pembunuhan berantai itu.


“Anda bukannya tidak bisa merasa,” ujar Solveigh lirih. “ Anda tidak mau merada”
“Bukankah lebih baik tidak merasa sama sekali,” bisik Ivarr, “daripada merasa sakit….?”
“Saya mengerti,” bisik Solveig. “tapi sering kali, lebih baik merasa sakit, daripada tidak merasa sama sekali….”


Ini novel hadiah giveaway saya yang pertama.  *Alhamdulillah

Awalnya sangat tertarik dengan warna bukunya ‘purple’ dan judulnya juga ada kata ‘purple’, terlebih ada quote di covernya.

“pemuda itu masih hidup dan gadis itu sudah mati”

Baca sepenggal kalimat di cover depannya langsung nebak seorang pemuda yang ditinggal mati oleh kekasihnya, tapi wanita itu masih terus menghantui sang pemuda sampai waktu yang memutuska pemuda itu bisa mendapatkan kekasih lain di dunia ini..hahaha imajinasi saya ternyata sangat bertolak belakang dengan isi cerita ini. Membuka halaman awal saya menebak bahwa Hades dan Lyre akan terlibat cinta lokasi karena sikap Hades yang dingin dan Lyre yang ceria membuat mereka menjadi pasangan yang unik dan lagi-lagi tebakan saya salah.

Novel Purple Eyes punya gendre yang bercampur, ada romance, fantasy dan thriller. Namun disajikan secara apik oleh penggarangnya, menggambarkan Nowergia, tepatnya Trondheim. Jadi ingin menikmati salju disana dengan menelusuri jalan dan tempat yang dilewati oleh Ivarr dan Solveig. Di novel ini yang sebenarnya buat saya tertarik adalah Hades, sosok unik yang buat penasaran serta sikap acuh tak acuhnya namun sangat peduli akan asistennya. Huuhhh!!! Sangat kesal sebenarnya dengan sikap sombong dan pamernya, tapi suka juga..hahaha

Saya sangat menikmati membaca buku ini. Hanya satu kekuranggannya..terlalu tipiiiis  sehingga cepat selesai ketika membacanya jadi agak kurang ‘dapat’ menyelami  menjadi tokoh di dalam novelnya. Selebihnya benar-benar suka akan pemilihan ide dan setting ceritanya.
Love Hades!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar