Judul buku: Purple Eyes
Penulis: Prisca Primasari
Penyunting: Cerberus404
Proofreader: Seplia
Design cover: Cynthia Yanetha
Penerbit: Inari
ISBN: 978-602-74322-0-8
Cetakan pertama, Mei 2016
144 Halaman
"Karena terkadang,
tidak merasakan itu lebih baik daripada menanggung rasa sakit yang bertubi-tubi."
Ivarr Amundsen kehilangan kemampuannya untuk merasa. Orang yang sangat dia sayangi meninggal dengan cara yang keji, dan dia memilih untuk tidak merasakan apa-apa lagi, menjadi seperti sebongkah patung lilin.
Namun, saat Ivarr bertemu Solveig, perlahan dia bisa merasakan lagi percikan-percikan emosi dalam dirinya. Solveig, gadis yang tiba-tiba masuk dalam kehidupannya. Solveig, gadis yang misterius dan aneh.
Berlatar di Trondheim, Norwegia, kisah ini akan membawamu ke suatu masa yang muram dan bersalju. Namun, cinta akan selalu ada, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.
tidak merasakan itu lebih baik daripada menanggung rasa sakit yang bertubi-tubi."
Ivarr Amundsen kehilangan kemampuannya untuk merasa. Orang yang sangat dia sayangi meninggal dengan cara yang keji, dan dia memilih untuk tidak merasakan apa-apa lagi, menjadi seperti sebongkah patung lilin.
Namun, saat Ivarr bertemu Solveig, perlahan dia bisa merasakan lagi percikan-percikan emosi dalam dirinya. Solveig, gadis yang tiba-tiba masuk dalam kehidupannya. Solveig, gadis yang misterius dan aneh.
Berlatar di Trondheim, Norwegia, kisah ini akan membawamu ke suatu masa yang muram dan bersalju. Namun, cinta akan selalu ada, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.
Dimulai
dengan Hades yang bisa menjadi siapa saja, bentuk bagaimana dan memiliki nama
bermacam rupa. Namun yang pasti hanya 1 tugas seumur hidupnya, menjadi Dewa
Kematian yang tak disukai oleh sebagian orang namun sangat dirindukan sebagian
orang. Hades memiliki seorang asisten seorang gadis yang meninggal di tahun
1895, berwajah aristokratis, mata coklat indah dan rambut coklat menyentuh
leher. Lyre.
Setelah lama
bertugas menjadi Dewa kematian Hades lagi-lagi harus ikut campur turun ke bumi,
yang berarti kasus pencabutan nyawa kali ini sangatlah penting sampai Hades
harus ikut serta. Kasus pembunuhan berantai yang telah memakan puluhan korban
di Nowergia. Sebenarnya Hades jelas-jelas sudah tau pelakunya. Namun Dia harus
memiliki cara terbaik untuk mengakhiri hidup pembunuh tersebut.
Hades turun
ke bumi dengan menggunakan nama Halstein sedangkan Lyre memilih nama Solveig.
Mereka akan membuat misi mencari keluarga korban yang ditinggalkan. Ternyata
misi kali ini tidak semudah bayangan Hades, asisten yang seharusnya membantunya
malah jatuh cinta pada pemuda bumi, Ivarr Admusen-kakak dari salah satu korban
pembunuhan berantai itu.
“Anda bukannya tidak bisa merasa,” ujar Solveigh lirih. “ Anda tidak mau merada”
“Bukankah lebih baik tidak merasa sama sekali,” bisik Ivarr, “daripada merasa sakit….?”
“Saya mengerti,” bisik Solveig. “tapi sering kali, lebih baik merasa sakit, daripada tidak merasa sama sekali….”
Ini novel
hadiah giveaway saya yang pertama.
*Alhamdulillah
Awalnya
sangat tertarik dengan warna bukunya ‘purple’ dan judulnya juga ada kata
‘purple’, terlebih ada quote di covernya.
“pemuda itu
masih hidup dan gadis itu sudah mati”
Baca sepenggal
kalimat di cover depannya langsung nebak seorang pemuda yang ditinggal mati
oleh kekasihnya, tapi wanita itu masih terus menghantui sang pemuda sampai
waktu yang memutuska pemuda itu bisa mendapatkan kekasih lain di dunia
ini..hahaha imajinasi saya ternyata sangat bertolak belakang dengan isi cerita
ini. Membuka halaman awal saya menebak bahwa Hades dan Lyre akan terlibat cinta
lokasi karena sikap Hades yang dingin dan Lyre yang ceria membuat mereka
menjadi pasangan yang unik dan lagi-lagi tebakan saya salah.
Novel Purple
Eyes punya gendre yang bercampur, ada romance, fantasy dan thriller. Namun
disajikan secara apik oleh penggarangnya, menggambarkan Nowergia, tepatnya
Trondheim. Jadi ingin menikmati salju disana dengan menelusuri jalan dan tempat
yang dilewati oleh Ivarr dan Solveig. Di novel ini yang sebenarnya buat saya
tertarik adalah Hades, sosok unik yang buat penasaran serta sikap acuh tak
acuhnya namun sangat peduli akan asistennya. Huuhhh!!! Sangat kesal sebenarnya
dengan sikap sombong dan pamernya, tapi suka juga..hahaha
Saya sangat
menikmati membaca buku ini. Hanya satu kekuranggannya..terlalu tipiiiis sehingga cepat selesai ketika membacanya jadi
agak kurang ‘dapat’ menyelami menjadi
tokoh di dalam novelnya. Selebihnya benar-benar suka akan pemilihan ide dan
setting ceritanya.
Love Hades!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar