Jumat, 29 Juli 2016

Untuk Kau yang Kukagumi di Pagi Hari.


Mungkin kau tak kan pernah tau
Betapa mudahnya kau tuk dikagumi
Mungkin kau tak kan pernah sadar
Betapa mudahnya kau tuk di cintai
Akulah orang yang akan selalu memujamu
Akulah orang yang akan selalu mengintaimu
Menikmati indahmu dari sisi gelapku
(Pemuja Rahasia-Sheila on 7)

Hai…KiBuk Julukan yang kubuat untukmu. Hanya aku dan seorang sahabatku yang tau artinya. Tapi melalui surat ini akan kuberitahu semuanya. Kibuk itu berarti Lelaki Buku, kuciptakan nama itu ketika aku tak tau harus menyebut kamu apa saat ingin meluapkan cerita pertemuan kita kepada sahabatku.

Apa kamu masih ingat awal kita berjumpa? Ah..rasanya pasti itu bukan suatu yang berkesan bagimu, menjumpai seorang perempuan yang mengusik kekhusyukan membacamu. Tapi bagiku hari itu akan menjadi momen yang  sangat special, se spesialnya kerut dahi mu ketika awal kita bertemu.

Baiklah..aku ingatkan sejenak, masih ku ingat keseriusanmu mebaca buku yang aku tak tau jenis buku apa itu dan  bagaimana raut wajahmu yang bimbang ketika aku minta bantuan untuk membongkar box sepeda motorku (yg awalnya mungkin kamu mengira aku maling) karena kuncinya ketinggalan dalam box itu. Bukan sengaja memintamu menjadi pahlawanku tapi pagi itu hanya kamu yang terlihat ada disekitar parkiran perpustakaan. Setelah nego yang panjang (walaupun kmu hanya berucap, “oo” “yakin” “yaah” dkk) akhirnya kamu percaya dan membantuku. Sambil memperhatikan tanganmu berkerja tanpa mengeluarkan suara membuat mata ini berpindah memperhatikan wajahmu yang mungkin standar saja  tapi bagiku menjadi bekharisma, aku memperhatikan raut wajahmu berubah ketika nyatanya tak mudah melakukannya dan akhirnya senyum sipul itu muncul ketika berhasil mengeluarkan kuncinya, tanpa ekspresi kamu memberikan kuncinya padaku, rasanya ucapan terimakasihku belum tuntas, kamu sudah berbalik dan melanjutkan membaca buku dikursi panjang itu.

Bagimu mungkin itu hal biasa tapi ternyata bayangan wajahmu melekat sampai hari itu aku memejamkan mata, ketika ku bercerita dengan sahabatku bayanganmu semakin nyata dan rasanya ada penasaran yang menggelitik hati ini tuk mengenalmu lebih dekat lagi. Esok dan esok-esoknya ku sengaja lewat parkiran itu dan mencari lewat sudut mataku akan keberadaanmu. Memang tidak setiap hari aku bisa memperhatikan raut serius itu ketika membaca buku, namu sampai aku hafal hari apa saja kamu berada di sana, tepatnya 3 hari dalam sepekan dengan setiap pekan berikutnya kamu sudah memegang buku yang berbeda.

“dalam waktu sekejap aku berubah seperti agen FBI yang mengintaimu dalam diam”

KiBuk, aku menggambarkanmu itu sebagai sosok yang misterius, lelaki yang jarang ditemui lebih asik bergelut dengan buku daripada bercengkrama dengan sesama. Kau juga bagaikan senja bagiku yang hanya bersifat sementara, tidak setiap harinya bisa ku pandang, terkadang juga seperti hujan yang turun tiba-tiba ketika bukan diharinya kau muncul disana.

Sahabatku pernah bertanya, apa aku tak lelah hanya lewat dihadapanmu saja tanpa mengucapkan sepatah kata. Aku mengeleng cepat.

“terkadang mengagumi seseorang itu perlu keteguhan hati sampai dia mengerti sedang diawasi”

Aku berharap itu tak makan waktu lama, sampai engkau sadar ada perempuan yang tak memiliki keberanian sedang menaruh harapan paadamu hanya untuk saling bertukar nama.  Kutunggu ya KiBuk.

Your Secret Admirer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar