“baca/ba·ca/ v, membaca/mem·ba·ca/ v artinya melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis
(dengan melisankan atau hanya dalam hati)”
Dari kecil saya bersyukur sudah
diajarkan mengenal dan mecintai buku, saya mencintai buku didasari oleh
mendengarkan dongeng atau cerita-cerita Nabi dari kakek dan orang tua saya
(pastinya mereka mendapatkan cerita itu dari membaca kan?) Masa kecil saya
dipenuhi oleh dogeng-dogeng ketika akan tidur siang atau sambil menunggu azan
magrib. Setelah saya bisa memilih, saya tertarik dengan majalah Bobo yang dulu
saya dapatkan dari meminjam kepada kakak sepupu saya yang berlangganan. Saya
selalu tertarik lembar Oki&Nirmala serta lembar pengetahuan tentang angkasa
luar atau tekhnologi.
Memasuki masa SMP & SMA saya
sudah jarang membaca Bobo yang hanya saya baca ketika berkunjung ke rumah
sepupu saya. Saya sudah beralih kepada komik-komik dan majalah ABG saat itu.
Komik yang saya baca juga hasil menyewa disalah satu tempat penyewaan kaset dan
komik karena untuk membeli rasanya tak cukup uang, sedangkan uang jajan yang
saya kumpulkan untuk membeli majalah atau tabloid yg lagi digandrungi anak
sekolahan seperti Aneka Yes, Gadis, Fantasi, Keren Beken. Lembar yang saya cari
adalah cerpen atau cerbung serta bagian gossip artis yang lagi booming
dikalangan remaja saat itu.
Ketika melangkah ke jenjang
perkuliahan, saya tak tertarik lagi dengan majalah-majalah atau tabloid yang
ada, saya lebih senang meminjam buku cerita di perpustakaan kampus atau
perpustakaan wilayah, selain pilihannya banyak tentunya didapatkan dengan
gratis (anak kos ngirit). Saya beruntung juga tinggal di asrama yang memiliki
perpustakaan mini yang pada tahun kedua saya ditunjuk sebagai salah satu
pengurusnya. Keberuntungan masih berpihak pada saya, memiliki kakak tetangga
kamar yang maniak akan novel jadi saya kena imbas urutan pertama meminjam
setelah kakak itu menyelesaikan bacaannya. Benar-benar saya mendapatkan bacaan
gratis dari berbagai sumber ketika merantau.
Selesai kuliah, selesai pulalah
keberuntungan saya dalam mendapatkan buku gratis baca. Di kampung saya
perpustakaannya tidak terlalu up date jadi banyak buku yang sudah lebih dulu saya baca namun baru menjadi
trending topic di perpustakaan dan toko buku yang hanya semata wayang di kampung
saya ini. Malah toko buku kebanggan kami ketika SMA sudah lama ditutup karena
menurunnya minat anak sekolah sekarang akan buku-buku atau majalah yang
digantikan dengan gadget yang bisa menyajikan berita apa pun.
Saya mulai kebingungan tak ada bacaan
di rumah. Mulailah termotivasi untuk harus membeli novel yang jadi incaran.
Awalnya minta titip dibelikan dengan sepupu yang ada di kota, namun lama-lama
terkesan merepotkan juga. Akhirnya mencari di mbah gugel tentang info
pembelian buku yang aman, dan pilihan jatuh pada bukabuku.com & https://bukubukularis.com . Jujur,
mulanya tak percaya dengan menyetorkan uang ke.Bank tanpa tau siapa yg
menerimanya. Menunggu 4 hari perjalannan novel itu terasa sangat lama, dan
ketika sampai dengan mulus saya benar-benar percaya akan kemudahan mendapatkan
novel-novel yang saya inginkan, walapun harus mengeluarkan biaya lebih untuk
ongkir tapi rasanya tertutupi dengan kepuasan saya setelah membaca tuntas
novel-novel yang membuat saya penasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar